Light Novel Angel Beats Bahasa Indonesia Chapter 3
"Melt Down"
Penerjemah : Adoy
Editor : Adoy
"Tunggu, Tunggu dulu! Kita akan bertemu temanmu, Hinata ?"
Keesokan paginya, pada awal kelas pertama, Saya memegang tangan Ooyama, dan berjalan santai menuju lorong.
"Yaa, Jadi kenapa ?"
Respon ini dari ku seperti campuran terhadap gambaran Yurippe tersebut. Sial, mungkin otak ku benar-benar telah dicuci.
"Itu terlalu kasar !! Apa tidak ada cara lain!! Lupakan Aku!!
"Apakah kamu mengetahui sesuatu tentang dunia ini? Tubuh kita tidak dapat dibunuh."
"Bahkan Meski Begitu, Walaupun mata ku dicongkel keluar oleh sumpit, ditembak dengan senjata, atau apapun. Aku tidak ingin memiliki hubungan dengan orang-orang seperti itu!"
"Apakah kau manusia ? Maka wajar bagi mu untuk menghindari terjebak dalam hal seperti ini, Maaf .""
"Selamatkan Aku ... .!!"
Aku Menyeretnya
----------------------
"Siapa orang ini ?''
Yurippe bertanya setelah dia melirik Ooyama.
"Dia adalah sekutu yang saya temukan. Teman sekamarku adalah Manusia."
"Apakah benar begitu ?Nah, Ketakutannya sejauh ini sungguh tidak normal. Dia pasti manusia."
Ooyama meringkuk di lantai, dan menggigil seperti seekor rusa baru lahir.
"Dia benar-benar sangat takut, Sungguh menyedihkan. ... Dia seharusnya memiliki kilas balik kenangan kematiannya. Apakah hanya dia yang tiba disini. ....?"
"Sebenarnya, itu agak sulit bagi ku untuk mengatakannya, tapi. ...."
"Apa itu?"
"Dia takut kepadamu".
Kemudian sebuah gerakan kungfu bergerak dalam sekejap mata.
"Apakah kamu bercanda?"
"Tidak. Aku serius."
"Hei, Hei!? Apakah bertemu dengan ku benar-benar mengubah manusia menjadi bangkai kapal seperti itu ? Menggigilnya tidak dibutuhkan seperti kebelet menuju toilet! Apa yang kamu lakukan sehingga membuat dia seperti ini?"
"Yang aku lakukan adalah menceritakan segala yang terjadi secara detail."
"Huhh. ....!!"
"Tidak, Um, Mungkin sedikit agak berlebihan. ..."
Bam!
Sebuah kepalan tangan mendarat di perut ku.
"Ini semua salahmu . ....."
Yurippe melangkahi tubuh ku yang terjatuh dan berjalan menuju Ooyama yang berjongkok.
"Aku tidak tahu hal omong kosong bodoh apa yang dimasukkan kedalam kepala kamu, Tapi tenang. Aku adalah sekutu kalian."
"Wahhhhhhh. ...!!"
Oyama menutupi matanya dengan tangannya, dan mecoba untuk menghindar darinya.
Yurippe memberi ku sebuah kesan buruk.
Semuanya sudah berakhir. ... Baiklah, Aku sudah siap dipukul jatuh di manapun.
Yurippe inci demi inci bergerak kepada ku.
Apakah dia akan menghajar mayat ku ?
Yurippe meraih seragam ku dan mengangkat ku.
Bam!!!
"Uwahh! Hinata. .....!"
Hal terakhir yang saya dengar adalah suara tangisan sedih Ooyama.
-----------------------------------
Sebuah langit-langit putih.
"Hei, teman sekamar mu kabur."
"...Tentu saja!"
Aku melompat di tempat tidur dan menyela masuk
"Mengapa terjadi?"
Tanyanya dengan suara lemah.
"Melihat teman sekamar nya ditendang dari atap!?"
"Tapi kan aku sudah bilang bahwa kamu tidak akan mati.."
Sekali lagi, Yuripe berpose tangannya dan tertawa.
"Jangan katakan itu."
"Aku tahu. Dengan pergi temukan dia dan berkata: Lihatlah, Aku baik-baik saja, di dunia ini Kamu tidak bisa mati. Mengapa tidak berkata, tubuh ku terasa lebih santai dan nyaman! Terasa Menyegarkan!"
"Aku pikir dengan bicara seperti itu, trauma mentalnya akan tersembuhkan bahkan dengan bantuan obat-obatan..."
"Dari Apa?"
"Aura mu yang menakutkan"
"Hah?Aura menakutkan ku? Apa itu?Tapi aku begitu lembut dan sejuk. Bukankah aku telah mengubah mu menjadi sekutu ku terhadap pembalasan kita terhadap Dewa, bukan?"
Ughh. ...Dia pasti kehilangan sesuatu dalam dirinya...
Selain tujuannya yang tergesa-gesa,dia benar-benar buta. Rincian yang seharusnya dikhawatirkan dia benar-benar keluar dari pikirannya, entahlah....
Tapi, apa ada cara terbaik untuk menjelaskan hal ini. ....
Jika ini adalah sebuah dialog dalam permainan. Aku akan mendapatkan pilihan disini.
- Berikan penjelasan kepada Yurippe.
- Lakukan apa yang Yurippe inginkan.
- Diam-diam memeluk erat Yurippe.
. .......
Abaikan yang terakhir! Tidak mungkin ada cara lain!
Dalam hal ini, hanya ada dua pilihan....
Haruskah aku mencoba menjelaskan kepada Yurippe, atau haruskah aku pergi bersama dengannya. ...
Tetapi jika hal ini berlangsung, Ooyama akan terlihat terlalu menyedihkan.
Di dunia ini, sampai sekarang, dia selalu sendirian.
"Apa yang kau lakukan? Jika Kamu bisa mendapatkan, cepat dan temukan dia!"
Diktator kita berbicara mendesak.
"Wah, Yurippe."
"Apa?"
. ...wajah ini menunjukan dia memberi ku tidak sesuai dengan semua keinginanku. Ini seperti ular menunduk katak.
"Kau..."
Aku berkata sambil menghindari pandangan mata.
"Dengan caramu berbicara, tidak ada yang akan mengikuti kamu."
"Apa? Apakah kamu akan menasehati ku sekarang?"
Pada saat itu, nada suaranya berubah begitu saja.
Uh oh ....
Dia benar-benar marah dengan pernyataan terakhir. ...
Tapi aku tidak bisa mundur sekarang.
Aku sekali lagi menatap mata Yurippe tersebut.
"Pembalasan terhadap dewa. Aku tahu itu hal yang paling penting. Tapi berpikir tentang caranya.
Satu orang pasti tidaklah cukup. Seperti yang terjadi pada anak laki-laki yang dikantor kepala sekolah. Jadi Penting mengumpulkan sekutu."
"Jadi bukankah kita telah mencari mereka?"
"Yah,kau. ....kau terlalu kasar. tidak ada cara yang bagus untuk menggambarkannya, kau terlalu kasar, terlalu kasar.'
"Nah, karena ini adalah akhirat. Apa yang salah dengan itu?"
"Aku hanya bisa menjelaskan itu, dengan caramu berbicara, tak seorangpun akan mau mengikuti kita!"
"Sudah ku katakan, Aku tidak keberatan jika aku sendirian!"
Tidak...aku dapat percaya ini.satu orang tidak dapat mengaturnya. Apa yang saya katakan kepada wanita ini adalah sebuah kebutuhan. Tanpa aku disisinya,
dia tidak akan bisa mencapai apapun.Dia hanya selalu mengisi, tidak peduli tangannya, dia akan selalu bimbang pergi.
"Yurippe, kamu. ...kamu tidak akan mampu seperti yang kamu rencanakan."
"Aku tidak percaya bahwa aku dipanggil idiot oleh orang idiot!"
"Yaa,Memang seperti itu. Kamu tidak dapat melakukan apapun jika kamu bertindak sendirian. Jadi sekutu itu penting.Caramu sekarang tidak akan mungkin. Sekutu tidak akan bergabung dengan kamu. kamu belum memikirkan apapun melainkan tujuan mu sendiri, tetapi sekarang kamu harus mempertimbangkan bagaimana cara mengumpulkan beberapa sekutu."
"..Hei"
"Apa?"
"Bisakah kita berpisah sekarang?"
"Tidak"
"Aku bilang aku tidak ingin menjadi pasangan kamu lagi, Apakah kamu mengerti?"
"Tidak mungkin, Aku telah memutuskan untuk mengikuti kamu selamanya."
"Stalker?"
"Pergi sana dan pikirkan apa yang kamu inginkan."
"Tapi aku tidak setuju dengan ini."
"itu karena mereka masih mengikuti orang-orang sekeliling ketika mereka dibenci yang membuat mereka menjadi stalker,Benarkan?"
"Bukankah aku bilang aku tidak ingin memiliki perselisihan seperti ini denganmu..?"
Yurippe menatapku dengan jijik. Ini sebenarnya pertama kali aku mendapatkan diriku terklihat semacam ini darinya.
Artinya, dia serius
Otak dikepala ku seolah-olah sedang rusak.
Aku. ...hanya berbicara kebenaran, kan?
Dapatkah aku percaya pada diriku sendiri?
Bahkan jika aku benar-benar dibenci oleh dia...
itu akan baik-baik saja dengan ku.
Aku sengaja berpikir seperti ini.
"Yo, Ooyama."
Saya menemukan dia duduk di jaring lapangan tenis yang sepi. Dia sedang menatap ke luar angkasa, jadi ku menepuk bahunya.
"Whoa, Hinata!"
Ooyama melompat kaget dari atap.
"Apakah kamu baik-baik saja?"
"Aku sungguh baik-baik saja, setelah semua yang kudapat, aku sudah mati. Di dunia ini, tidak peduli seberapa serius cedera kamu, Kamu akan selalu mendapatkan dirimu kembali."
"Kau mati juga, Hinata. ... Sungguh menyedihkan..."
"Kau tahu, Kau adalah pria keren."
Aku mulai berpikir sangat hati-hati. Sebelumnya, saya pikir bahwa dia bukan manusia
jadi dia membuatku tidak nyaman. Tapi jika mengingat kembali pembicaraan sebelumnya denganku,
Aku sekarang hanya dapat menafsirkan dari sudut pandang manusia.
"Jangan, Jangan, jangan menyanjung ku. Kau pria cool, Hinata. Kamu mengorbankan hidup kamu untuk membiarkan ku lolos....Tunggu, kau masih berteman dengan orang itu, itu benar-benar mengesankan."
"Tidak, sayangnya kita tidak berteman lagi."
"Hah? Kamu dan dia telah berpisah?"
"Jangan mengatakan bahwa kami berpisah, tapi lebih baik jika mengatakan bahwa dia membuang ku...."
"Ooh, Jadi hal itulah mengapa wajah mu menjadi murung."
Jadi apa. ...? Bukankah ini seperti memberitahu seseorang bagaimana kisah cinta mu telah gagal?
"Aku yakin Kamu akan baikan dengan sedikit waktu saja."
Bajingan ini tidak memiliki hak untuk menghibur ku.
"Aku....sekarang aku sendirian lagi..."
Kembali ke dalam keadaan ketika Aku pertama kali ke dunia ini.
"Jangan berkata begitu, Kamu masih memiliki aku?"
"Ah benar, jadi aku. ..maaf, aku lupa."
"Aku tepat didepanmu, baiklah dimaafkan!"
Berkata seperti itu, Ooyama terlihat sangat tertawa
Apa bajingan yang lucu.
Namun, apa tujuanku sekarang?
Apa yang harus aku lakukan di dunia ini?
Melanjutkan alur pemikiran ini, ada sesuatu yang seharusnya aku lakukan. Artinya, tentu saja untuk memilah pikiran ku. Jika aku menyelesaikan tugas ini, maka aku bisa meninggalkan dunia ini dan bereinkarnasi. Itulah yang Yurippe katakan.
Apakah itu benar?
Jika itu yang terjadi, Bukankah seharusnya aku mengorbankan tubuh dan jiwa ku terhadap tugas ini?
Tapi aku tidak terlalu paham caranya.
Pada saat ini, Aku tiba-tiba teringat sesuatu.
Apakah tidak ada malaikat? Jika dia adalah utusan dewa, maka tugasnya seharusnya menjaga tujuan dari dunia ini kan?
Jika aku hanya pergi meminta pada orang itu semua akan baik-baik.
"Ooyama, apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"yah, mengingat kau baik-baik saja, aku akan kembali ke asrama untuk tidur. Apakah kau akan datang juga, Hinata?"
"Aku kira aku hanya akan terus berangkat ke kelas seperti biasa."
"Apakah ada caramu untuk menjelaskan perasaan mu?"
"Fisiologi perasaan? Perasaan mempunyai fisiologi juga?"
"Bukan fisiologi, menjelaskan seperti menyelesaikan dan membuat jelas."
"Oh Bro, Apa itu merupakan kesalahan yang memalukan?"
"Jika seseorang ingin menulis biografi kamu. Mereka mungkin tidak pernah menjadikannya sebagai seorang penulis profesional."
"Apa tuh? Mengejek ku?"
"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Tidak, mungkin sebaliknya. Ini terlalu palsu. Tidak, itu masih belum tepat. Hei, Ooyama, apa karakter mu?"
"Jangan meminta ku hal yang tidak dimengerti seperti itu jadi jelaskan.."
"Haha, itu bukan reaksi yang buruk."
"Sebaliknya, berurusan dengan mu telah membuatku galaw..."
"Kemudian, kembali ke topik semula, bagaimana menjelaskan perasaanmu tadi? ada kemajuankah?"
"Apa tuh? Aku kira aku tidak begitu mengerti.."
"Bro, kau sungguh tidak tahu apa-apa, kan."
Aku kemudian mengatakan kepadanya apa yang telah ku pelajari dari Yurippe. Bahwa aku mendapat penjelasan darinya.
"Jadi dunia ini mempunyai tujuan seperti itu!Aku tidak tahu!"
Dia sama terkejutnya sepertihal nya diriku.
"Mencari jalan keluar dengan hati nurani ku, Ya. Aku tidak pernah berfikir hal semacam itu sebelumnya."
Aku bertanya ketus tanpa berfikir
Tapi Ooyama, saat ini...
"Mencari jalan keluar, ah...heh..."
Dia tertawa sambil menatap ke kejauhan.
"Tunggu sebentar! Kamu sedang bermain karakter seperti?bikin mudah aja! Kemana Ooyama yang nyata pergi?Berikan Ooyama ku kembali, bajingan ----!"
"Aku-tidak-mengerti-apa-yang-kau-katakan-semua-Hinata"
Aku goncang dia dengan bahunya, dan aku tidak dapat mendengar apa yang dia katakan.
"Secara singkat,hal pertama yang mengerikan keluar, Hinata."
"Aku tidak pernah berpikir hari yang kamu katakan bahwa akan terjadi...Tapi, apa yang kau tertawakan dan tatap barusan?"
"Bahkan seseorang seperti ku akan menjadi seperti itu ketika dirinya merenungkan kembali hidupnya."
"Benar-benar..."
Jadi, bahkan orang ini telah mengalami kehidupan yang membingungkan ketika dia hidup.
"Menjelaskan perasaanmu pada seseorang, ya. Aku bahkan tidak merasa seperti melakukannya."
"Kenapa?"
"Hidup hanya diisi dengan penderitaan, bukan?"
"Apa seperti itu..."
Saya bertanya pada diri sendiri pertanyaan yang sama.
"Kemudian, Hinata, kenapa kamu tidak mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan mu?"
"Aku? Jangan pedulikan aku. baik urusanku, apapun."
"Jika urusan ku tidak peduli keduanya."
"itu tidak baik."
"Mengapa tidak?"
"itu hanya sifat ku. Aku tidak akan membiarkan orang-orang yang terlibat dengan ku bertindak seolah-olah tidak peduli. Aku mengkhawatirkan kamu.Terutama karena kamu biasanya begitu riang, tapi sekarang kau tampaknya membawa emosi yang berat."
"Kau benar-benar seperti tokoh protagonis dari permainan, Hinata."
"Apa tuh?"
"Mencoba untuk memecahkan masalah semua orang sendirian. Jika aku mempunyai hal semacam ini dari seorang teman....itu akan menjadi luar biasa."
"Kau punya satu sekarang."
"....Eh?"
"Bukankah kita teman?"
"Haha....benar-benar merasa seperti aku telah memasuki dunia permainan. Hinata adalah karakter utama, dan aku yang bermasalah.... seorang warga,kan?"
"Idiot, kita harus menjadi sekutu, Kita berpesta, menjelajahi dunia ini bersama-sama."
"Apa kelas aku? Monk?"
"kamu dapat memilih seperti kelas biasa. Bukankah seorang ksatria? Bukankah cepat bergegas ke medan pertempuran lebih keren?"
"Nah, bahwa teknik 'Seratus Pemenggalan Manusia' sudah dimiliki orang lain, memang tidak pas,
tapi tidak ada hal lain lagi yang tampaknya cocok."
"Seorang kesatria dengan teknik 'Memenggal seratus Manusia' Siapa yang kau bicarakan?"
"'Seratus Tendangan Manusia'? Atau mungkin hanya 'Seratus Kicks"?singkatnya seorang ksatria yang sangat kuat dan berani."
"Tentunya gadis itu termasuk dalam kelompok itu juga, kan?"
"Meskipun dia tersiksa oleh beberapa kekhawatiran yang cukup serius, dan kadang-kadang akan merusak suasana pertemanan...meskipun demikian kamu akan masih bersamanya, Hinata ya kan? Kamu masih akan terus perlahan menjelajahi dunia bersama-sama dari sekarang, kan?"
"Dia pasti menaklukan semua dengan dirinya sekarang."
"Dia masih sekutu kamu, kan?"
"...Tentu saja."
Aku menghela napas panjang disaat aku menjawab.
Sangat serius, tetapi juga sangat alami.
Ya. Saya tidak dapat mengejar bawahnya.
Cewek itu adalah seorang yang sangat kesepian.
Jika saya tidak dapat menjangkau untuknya kemudia. ...
Tapi apakah dia mau menjagkau dan meraih tanganku lagi....?
"Hei Ooyama kamu adalah monk. Dapatkah kamu support pertahanan ku dengan beberapa mantra...
apapun jadi saya tidak akan menyerah tidak peduli berapa banyak aku dimarahi atau bentuk kekerasan apa yang akan aku dapatkan?"
"Haha, yang terlihat seperti apa yang kau butuhkan!Ok,Magical Cure!Apakah ini akan baik-baik!"
Ooyama mengangkat lengannya dan membentuk tinju, dan menunjuk jempolnya ke arah cerah, langit yang tak berawan.
"Meskipun itu hanya terasa seperti sihir pemulihan, bagaimanapun thanks."
Saya juga memberikan acungan jempol, dan mulai kembali.
Aku pergi untuk mencarinya, sekutu paling kuat, Yurippe.
Aku berlari menaiki tangga menuju atap.
Langit cerah terbuka dihadapanku.
Tapi tak seorang pun ada disana.
"...Yurippe."
Aku dengan pelan mengatakan namanya sekali, kemudian kembali ke indra ku.
Aku harus mencari di setiap sudut dan celah dari sekolah ini.
Wanita itu pasti tidak akan memudar dari dunia ini.
Gadis yang hidup.
Dia pasti di suatu tempat mengahasut sebuah kerusuhan dan menyebabkan masalah.
Menemukan dirinya akan semudah memilih mengambil manik-manik kaca yang mengkilap indah dari pantai pasir.
-------------------
Aku berlari di gedung sekolah.
"Hahaha."
Aku benar-benar tertawa.
Aku pernah mendengar keributan parah.
Dan di tengahnya, tentu saja tidak lain dari suara kasar Yurippe bahwa aku sudah lama terbiasa dengan mendengarnya.
Saat aku berlari kedalam kelas yang ribut, saya melihat kerumunan orang mengelilingi Yurippe, yang naik di bagian belakang seseorang seperti kuda.
Orang dibawahnya adalah kepala sekolah.
"Jadi, cepat dan jawab. Dalam dunia ini, dimana rahasia konspirasi yang tersembunya? Darimana kita sedang diamati?"
"Saya tidak tahu."
"Jika Kamu tidak mengatakannya, aku tidak akan pergi, dan masalah ini tidak akan selesai."
"Itu bukan apa yang akan terjadi."
"Apa, Kau akan menusukku dengan pisau mu!? Apakah kau pikir dengan jenis kekerasan akan selesai?"
"Bukankah kau seharusnya bertanya pada dirimu sendiri?"
"Bagaimana tentang ku yang telah merasakan rasa kematian..?"
Yurippe meraih kepala sekolah dengan kedua tangannya.
Dia benar-benar kehilangan itu.
Apakah karena aku telah pergi dari sisinya?
Apakah itu yang mengatur matinya?
Nah, sekarang bukan waktunya untuk berpikir tentang hal itu. Tapi aku harus pergi menghentikannya.
Aku meninggalkan kerumunan dan memasuki lingkaran. Tapi sama seperti aku akan menggapainya dengan tangan ku.Dia diseret.
Seorang guru yang sangat kuat tampak mengangkat Yurippe dengan kedua tangannya dari belakang.
"Jangan halangi aku, aku sedang berbicara dengan sampah ini sekarang!"
"Yang aku lihat adalah sedikit hati jahat sedang membully."
"Dia bukan manusia, meskipun! Dia tenshi dengan kekuatan khusus! apakah kamu tidak melihat bahwa jika aku tidak melakukan ini, maka kita tidak pada tingkat yang sama?"
"Apa yang kau katakan tidak masuk akal.... Kamu dapat menjelaskan ini di kantor bimbingan siswa, tapi sekarang anda sebaiknya bersikap lebih baik."
Saya tiba-tiba mendengar sesuatu yang melanggar.
"Dasar bajingan..."
Sebagian kepala Yurippe menjuntai...
Dia mengangkat kepalanya lagi dengan energi yang luar biasa.
"KAU PIKIR AKU HANYA BISA BERSIKAP SEKARANG, idiot----?! JENIS PANDUAN APA YANG BISA KU DAPATKAN DARI SEORANG MANUSIA KOTOR, IDIOT---?!
APAKAH KAU MENGERTi EMOSI KU, BODOH---?!Aku marah dengan lingkuangan ini yang mampu mengubah manusia menjadi gila dan tidak masuk akal, Dapatkah kau paham hal itu, bodoh?!BIARKAN AKU PERGI, HEY---!Melenyapkan, membantainya, menghilang dari Wajah ku, AHHHHHHH----!!"
Yurippe meludah sambil menyumpah serapah.
Tetapi bahkan dihadapkan dengan hal ini, guru terus menahan tubuhnya Yurippe.
Namun, hati Yurippe yang beku telah mencair tersulut terbakar di dalam diriku. Tubuhku mulai bergerak sendiri.
Pow!
Pukulan vertikal ku langsung mengenai bagian bawah rahang guru.
Tubuhnya terguling ke tanah.
Dengan segenap kekuatan ku, aku memeluk Yurippe untuk menghentikannya.
"Apa yang kau lakukan, mengapa kau muncul lagi, Kau penguntit!"
Yurippe memutar dan menggeliat untuk mencoba melepaskan diri.
"Aku tidak seperti itu"
"Apa?"
"Aku mengerti apa yang kau katakan, aku mengerti yang kau rasakan."
"Kau bajingan, jangan menyederhanakan aku!AHHH!"
BAM!
Aku mendapatkan sebuah bogem mentah.
Pukulan ini begitu kuat sehingga aku hampir pingsan sesaat.
Tapi itu tidak efektif. Aku punya sihir penyembuhan Ooyama ini.
"Ini akan menjadi OK.AKu sekutu mu. Aku tidak akan membiarkan kamu sendirian."
"Siapa bangsat yang kau maksudkan?AHhH"
POW
Saya dipukul tepat di bagian wajah.
Sebuah zat kental dan lengket tapi mengalir keluar dari hidung ku.
Itu darah. Bukan hanya itu tapi seluruh bagian rahang dan tenggorokan.
tapi hidung ku mungkin juga rusak.
Tapi, saya tidak punya sihir penyembuh Ooyama, aku yakin pasti wajahku pasti sudah berantakan.
Kekuatan serangannya telah berkurang sebanyak ini.
"ini akan baik-baik saja."
Aku melepaskan tubuh Yurippe. Lalu ku menatap dia dan membiarkan senyum melewati wajah ku.
"Pertama khawatirkan tubuh mu sendiri, Bodoh---!"
Kali ini adalah sebuah pukulan.
Darah menyembur keluar dari hidung ku.
Ha, aku masih memiliki kesadaran ku.
Jika aku pingsan, Yurippe akan sendirian lagi.
Aku tidak ingin melihat itu terjadi lagi.
itulah cara ku, tidak peduli pendapat kamu?
Jadi, Kamu dapat memukul ku sebanyak yang kamu inginkan.
Aku terus memasang wajah senyum yang terlihat basah karna darah ku.
"Appa ini?Apakah kau pikir kamu keren!?Yu Suck, Yu Suck! Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menyebalkan lebih dari kamu!"
Kepalan tangan Yurippe juga termasuk yang merah karena berlumuran begitu banyak darah.
Tapi dia masih menggunakan Tinjunya untuk memukul perut ku sambil berteriak.
"Sudah waktunya kau biarkan dia pergi."
Tinju Yurippe ditahan.
Oleh Ketua Osis.
"....Biarkan dia pergi?Apa?"
Tanya Yurippe lemas, yang tiba-tiba melemah.
"Hal apa yang membuat mu marah? Melampiaskan kemarahan mu pada orang lain seperti kamu adalah perlakuan hal yang sangat kejam. Kau hanya menyebabkan kesulitan baginya."
Kemudian, ketua osis berpaling ke arah wajah ku yang tampak menyedihkan.
"Maaf tentang itu, Aku membiarkan kamu menjadi kambing hitam."
"Tidak apa-apa...."
"Apa yang kau maksud? Aku marah?itu tidak mungkin. Bagaimana aku bisa mengekspresikan semacam emosi atau sikap seperti itu di depan mu?"
"Kenapa?"
"Karena aku ketua."
"Tentang apa?"
"Pasukan pemberontak yang melawan dewa."
"Apakah ada hal yang seperti itu?"
"Ya. selain dari ini, Kamu baru sadar mengakui bahwa kamu adalah bagian dari dunia ini."
"Kapan?"
"Bukankah kamu hanya menjelaskan makna perilaku ku di dunia ini?"
"Hal ini apakah kamu mempunyai bukti?"
"itu merupakan suatu hal yang tidak dapat dilakukan."
Yurippe berkata sambil mengamati kerumunan, yang tiba-tiba menjadi jauh lebih ramai.
Ini adalah pengaturan tingkat tinggi yang hanya sebuah keberadaan seperti sesuatu yang kau bicarakan."
"Apa yang kau katakan terdengar menarik."
"Lalu, Bukankah kau menertawakanku?"
"......"
"Tidakah dapat melakukannya? Lalu, kau bukan manusia."
"Kau salah mengerti sesuatu."
"Katakan sesuatu maka, Tenshi."
"Tenshi?"
Yurippe memukul pelan perutku. Pada point ini, Hal itu merupakan lebih dari yang aku perkirakan.
Aku sempoyongan dan dirilis Yurippe.
Yurippe kemudian berdiri tepat di depan ku.
"Kami dengan ini menyebutnya sebagai Tenshi, Mari kita pergi, Hinata!"
"MM, nn..."
"Aku pasti akan menemukan Dewa dari mu."
Yurippe melangkah ke depan meninggalkanku, dan kerumunan meninggalkannya.
Kepada pasukan terkuat.
Aku mengikuti Yurippe pergi menuju lorong, dimana Ooyama sedang menunggu.
Ketika dia melihat kondisi ku, Ooyama menjadi gelisah.
"Ahhhhhh, ini mengerikan! Sihir, perisai mistis!"
"Apakah ini benar-benar waktu yang tepat untuk menggunakan sesuatu seperti itu...?"
"Namun, Sepertinya kalian telah baikan. itu bagus!"
"Baikan?APA?"
dari Yurippe ditujukan kepada Ooyama dengan 100% alami, frase bersalah.
"Hah? Bukankah kalian berdua bertengkar?"
"Eh-----,Siapa namamu?"
"Ooyama...."
"Ooyama, aku minta maaf telah membuat mu terkejut, tapi hal itu ditujukan untuk menarik mu keluar."
"Itu sebuah omong kosong, kan?"
"Ya, omong kosong."
"Ini karna tidak ada cara lain untuk merekrut mu dala situasi seperti itu. Kau di bawa keluar oleh orang ini, kan?"
"ini... mungkin bisa jadi..."
"itu benar. artinya semuanya telah berjalan sesuai dengan rencana ku."
Yurippe menyilangkan lengannya saat ia mengatakan hal ini dengan bangga.
Wah, dia sungguh berbeda pada saat senang.
"Pada situasi ini, jadi kamu seharusnya tulus bergabung dengan kamu, Ooyama pantas."
dalam situasi ini, saya mulai bercanda bersama juga.
"Hei, kau tidak dapat menolak undangan dari karakter utama."
"Apa yang kau katakan? Bukankah aku hanya kapten disini? jadi tidak seharusnya kau mematuhi perintah ku?"
"Mengapa aku mempunyai firasat bahwa aku akan mati dalam pertempuran pertama kami..."
"Ahaha, Bukankah kau mengatakan bahwa kamu tidak dapat mati di dunia ini!."
Dia terlihat seperti Yurippe yang biasanya tertawa. dan untuk sesaat aku merasa sedikit takut.
Selain perekrutan Ooyama.... semua telah berubah?
Apa sih api yang melanda hatiku?
Jangan bilang bahwa aku telah tertipu.... ada cara, kan?
Tidak,tidak aku harus percaya ini. Jika tidak, tidak ada cara untuk mengembalikan akhir kelompok kapten ini.
"Lalu, siapa namamu?"
Tanya Ooyama.
"Yuri."
"Tapi sekutunya telah memberinya nama panggilan yang ramah 'Yurippe'".
Aku menambahkan.
"Aku sudah bilang jangan bertindak sesukamu sendiri."
"Yurippe, huh? itu nama yang benar-benar menawan. Hm, aku akan memanggilmu dengan nama Yurippe juga kemudian."
"Ugh...."
Ini adalah serangan balik kecil ku.
"Ada apa, Punya sakit kepala?
------------------------
"Hah? Memberontak terhadap dewa?"
Pah----!
"Ya, Ooyama. Ketika kau bergabung dengan kami. Kamu juga mendapatkan keuntungan istimewa ini!"
"Tapi, bukankah hal ini akan mendorong hukuman!? Apakah aku akan baik-baik saja jika aku melakukan hal ini."
Pah---!
"Bagaimana mungkin ada hukuman? Menggunakan hal semacam itu untuk tunduk kepadanya akan terlalu aneh.Apa yang akan terjadi kemudian!?"
Pah---!
"Bukankah dia yang menciptakan kita?"
Pah---!
"Jika kita diciptakan di dunia ini hanya untuk memberi, menerima, dan bermain-main dengan kita,
maka bukankah hal itu menjadi lebih aneh? Kita seharusnya mengecam kondisi yang tidak masuk akal seperti itu, dengan kekuatan kita sendiri!"
Pah---!
"Jadi hal itu bagaimana!Ah!"
Bola terbang keluar dari ujung raket Ooyama.
"14-0"
Keduanya sedang bermain tenis, dan aku wasit.
Mengapa? Mengapa keadaan ini?
Menurut Yurippe, Berolahraga tubuh merupakan bagian yang sangat penting dari persiapan untuk pertempuran melawan dewa,tetapi di dunia ini tubuh kita tidak bisa mati. Aku berpikir tentang pertanyaan apakah kebugaran dan kekuatan kita benar-benar dapat ditingkatkan.
Aku yakin ini adalah sebuah cara Yurippe untuk membuang beberapa uap.
Namun, faktanya bahwa jarak yang cukup jauh membuat sulit berbicara tak dapat dihindarkan.
"Lalu----, bagaimana kita benar-benar pergi untuk melakukan hal ini?"
Lihatlah, Ooyama harus berteriak.
"Mengenai hal itu..."
Di sisi lain, Yurippe membiarkan bola dan raket memantul beberapa kali lau melemparkan bola menuju langit.
"Menghancurkan urutan di dunia ini yang melindungi Tenshi!"
Yurippe tiba-tiba mengayunkan raket dan memukulnya.
Pow-------!
Bola pergi berbunyi keluar.
"Wow, Apakah power yang besar!"
"Tidak, bukan itu."
Yurippe menjawab, lalu melemparkan raketnya.
"Bagian akhir percaturan akan datang kesini dengan sendirinya."
katanya sambil berpaling ke satu sisi.
Tidak, tidak ke samping, melainkan benar-benar menatap pada satu titik tertentu.
"Sejak Kapan pria itu berdiri disana?"
"Aku mulai merasa tertarik. Kamu sangat yakin sebuah kelompok yang menarik, ya?"
Orang itu. Pria mahasiswa yang mengambil sandera utama dan melindungi dirinya sendiri di kantor kepala sekolah.
"Jika kamu tidak ingin kepala mu terbang hilang keluar seperti bola tenis itu, Kau harus bersikap dan mematuhi perintah ku."
Pria itu mengeluarkan sebuah tawa jahat dan menunjukkan pistol langsung di depan Yurippe.
"Itu adalah hal menarik yang kau pegang. Bukankah sudah hancur?"
"Jangan bertanya sesuatu yang tidak penting."
Misteri tidak berhenti sampai disitu. Pistol di reload kembali dengan peluru. Bagaimana dia mendapatkan hal-hal ini?
"Uh... .oh tidak... apa yang harus kita lakukan?"
Suara Ooyama bergetar.
Bagaimana kalau kau berhenti berpose seperti kau bersedia melayani?"
"Umm, maaf.... aku terlalu tegang untuk melakukan itu...."
Ooyama terus memegang sikap seolah-olah ia akan melawan pria berpistol dengan sikap melayaninya kembali.
Oh boy ... aku menghela napas.
jalan keluar apa yang akan kelompok kami ambil sekarang?
Aku memegang papan skor dan mengangkat kepala ku.
Langit masih cerah dan biru.
Akhirnya terselesaikan juga chapter 3, Tunggu chapter berikutnya dan Kunjungi selalu Blog ini, Akan terus Update dengan Light Novel dan Artikel Menarik Lainnya ^_^
0 komentar:
Posting Komentar